Wednesday 19 August 2009

Sampai Kapan?

Sampai kapan saya mengikuti bayangan kamu dari belakang?

Sampai kapan saya menangisi masa lalu saya dengan kamu yang masih ada disamping saya?

Sampai kapan saya mampu memproduksi air mata jika setiap saya mendengar lagu Miracle-nya Celine Dion saya selalu berkaca-kaca?

Sampai kapan saya hanya bisa berharap?

Sampai kapan saya hanya bisa menunggu?

Sampai kapan saya hanya bisa menjawab "KARENA GUE RASA DIA JODOH GUE" ketika teman saya bertanya, "Kok lo bisa sebegitu cinta matinya ama dia, Sar?" dalam permainan truth or dare?

Sampai kapan saya hanya bisa berdoa dan mengadukan nasib saya kepada Tuhan betapa saya HANYA ingin kita bisa seperti dulu lagi?

Sampai kapan saya menggantungkan perasaan saya kepada kamu?

Sampai kapan saya bisa bertahan pada gebetan baru saya yang bangsatnya setengah mati, dibandingkan sama jempol kamu saja masih gantengan jempol kamu?

Sampai kapan?

Sampai kapan?

Sampai kapan?





"SAYA HANYA INGIN BERKATA BETAPA SAYA SANGAT INGIN MENANGIS TETAPI SAYA TIDAK TAHU HAL MACAM APA YANG HENDAK SAYA TANGISI..."





It's just not easy to be me
-Superman, by Five for Fighting

1 comment:

  1. gue pengen bgt teriakin kata kata terakhir yang lo bold itu sar, that's exactly what i feel

    ReplyDelete