Monday 28 September 2009

Emen




Duh, Emen.
Mengapa hidup ini sengsara, Emen.
Sejak aku ditinggal dirimu, Emen.
Hatiku jadi merana.

Duh, Emen.
Mengapa kau mau dikawinkan, Emen.
Hidupku terasa hancur lebur, Emen.
Hatiku jadi merana.


Maunya sih aku bunuh diri, Emen.
Beli racun tikus dapat ngutang, Emen.
Tapi aku masih ingin hidup, Emen.
Biar sakit hati ini.



Duh, Emen.
Mengapa hidup ini sengsara, Emen.
Sejak aku ditinggal dirimu, Emen.
Hatiku jadi merana.

Duh, Emen.
Mengapa kau mau dikawinkan, Emen.
Hidupku terasa hancur lebur, Emen.
Hatiku jadi merana.


Maunya sih aku bunuh diri, Emen.
Beli racun tikus dapat ngutang, Emen.
Tapi aku masih ingin hidup, Emen.
Biar sakit hati ini.



Duh, Emen.
Mau nekat aku gantung diri, Emen.
Pake tali kolor warna hitam, Emen.
Tapi gimana caranya....



Aduh Emen...
Biar bisa hidup lagi.

Aduh Emen...
Biar bisa banyak duit.

Aduh Emen...
Biar bisa jadi makcik.

Aduh Emen...
Biar bisa jadi cantik.

Aduh Emen...
Biar bisa jadi happy.

Aduh Emen...
Biar bisa jadi aheek.

Aduh Emen...
Biar bisa jadi Emen.





p.s
aKhiRnya YuaWh aDda jUggs LaGu yaNg w bEudH.
tHenKs aBiEzt wAt mBak yOsiE LucKy . . .

1 comment: